10 Keutamaan Masjid

Masjid memiliki banyak keutamaan dan kemuliaan, setidaknya ada 10 keutamaan masjid sebagaimana dinyatakan di dalam Al-Quran dan Al-Hadits;

 

  1. Masjid merupakan rumah-rumah Allah di muka bumi

Allah Ta’ala berfirman,

 

وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” [QS. Al-Jinn: 18]

 

  1. Yang memakmurkan masjid adalah orang-orang mukmin

 

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta (tetap) menegakkan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” [QS. At-Taubah: 18].

 

  1. Tempat meninggikan dan mengagungkan nama-nama Allah ta’ala

 

فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ

“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang.” [QS. An-Nur: 36].

 

  1. Masjid merupakan tempat yang paling dicintai oleh Allah, Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang beriman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُولَ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ :أَحَبُّ الْبِلاَدِ إِلَى اللهِ مَسَاجِدهَا ، وَأَبْغَضُ الْبِلاَدِ إِلَى اللهِ أَسْوَاقهَا. أخرجه مسلم وابن خزيمة وابن حبان.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tempat yang paling dicintai oleh Allah dalam suatu negeri adalah masjid-masjidnya dan tempat yang paling Allah benci adalah pasar-pasarnya.” [HR. Muslim, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban].

 

Bahkan masjid merupakan rumahnya setiap mukmin yang bertakwa kepada Allah ta’ala. Ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu. Dia berkata,

 

سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ :”الْمَسْجِد بَيتُ كُلّ تَقِيّ”. أخرجه أبو نعيم في ” الحلية ” (6/176(

“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,’Masjid adalah rumah setiap orang bertakwa.” [HR. Abu Nu’aim di dalam al-Hilyah, 6/176].

 

  1. Indikator keimanan seorang muslim

Besarnya keutamaan masjid, sehingga pulang-perginya seorang Muslim untuk menunaikan shalat wajib lima waktu di masjid, berdzikir, membaca al Quran dan melakukan berbagai amal kebaikan lain di dalamnya menjadi indikator kebaikan imannya.

 

Dalam sebuah hadits disebutkan,

 

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخدري رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّجُلَ يَتَعَاهَدُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوا لَهُ بِالإِيمَانِ ، فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ : ( إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى الزَّكَاةَ ) الآيَةَ ) رواه الترمذي وأحمد.

Dari Abu Said Al Khudri radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila kalian melihat seorang lelaki yang rutin ke masjid maka saksikanlah bahwa dia orang beriman. Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: “Orang yang memakmurkan masjid-masjid Allah adalah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat…” sampai akhir ayat.” [HR. At-Tirmidzi dan Ahmad].

 

  1. Tempat suci untuk ibadah

Sebagaimana yang pernah disabdakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat ada seorang arab badui yang kencing di salah satu sudut masjid. Setelah Badui itu menyelesaikan kencingnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

إِنَّ هَذِهِ الْمَسَاجِدَ لَا تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ هَذَا الْبَوْلِ، وَلَا الْقَذَرِ إِنَّمَا هِيَ لِذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالصَّلَاةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ

“Sesungguhya masjid-masjid ini tidak pantas digunakan untuk tempat kencing dan berak, sejatinya masjid dibangun untuk dzikrullah, shalat dan membaca al-Quran.” [HR. Muslim].

 

  1. Anjuran shalat Tahiyyatul Masjid setiap memasukinya

 

إذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلاَ يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ

“Jika salah satu dari kalian masuk masjid, maka janganlah duduk sampai shalat dua rakaat.” [HR. Al-Bukhari, Muslim, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad].

 

  1. Beribadah di Masjid, mengangkat derajat dan menghapus dosa

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

ألا أدلكم على ما يمحو الله به الخطايا و يرفع به الدرجات ؟ إسباغ الوضوء على المكاره و كثرة الخطا إلى المساجد و انتظار الصلاة بعد الصلاة فذلكم الرباط فذلكم الرباط فذلكم الرباط.

“Maukah kalian aku tunjukkan amalan yang dengannya Allah menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat? Amalan itu adalah menyempurnakan wudhu pada waktu yang tidak disukai, banyaknya langkah menuju masjid, dan menunggu shalat setelah menunaikan shalat. Itulah penjagaan sesungguhnya, itulah penjagaan sesungguhnya.” [HR. Muslim].

 

  1. Ibadah di Masjid mendapat pahala Jihad

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

من جاء مسجدي هذا لم يأته إلا لخير يتعلمه أو يعلمه فهو بمنزلة المجاهد في سبيل الله ومن جاء لغير ذلك فهو بمنزلة الرجل ينظر إلى متاع غيره

“Barangsiapa datang ke masjidku ini, tidak lain kecuali untuk mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, maka dia bagaikan mujahid di jalan Allah, sedangkan yang datang untuk selain itu maka bagaikan orang yang hanya melihat-lihat harta orang lain.” [HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi].

 

  1. Orang yang terpaut hatinya dengan masjid, salah satu dari 7 golongan yang mendapat Naungan Allah ta’ala.

 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naunganNya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allah, (3) seorang yang hatinya terpaut dengan masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul karenaNya dan berpisah karenaNya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah.’ Dan (6) seseorang yang bersedekah dengan satu sedekah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” [HR. Al-Bukhari, Muslim, dll].

 

Wallahu a’la wa a’lam

Ust. Ardiansyah Ashri Husein, Lc., M.A

2 Comments

  • Dwi Joko Reply

    January 15, 2023 at 12:49 pm

    alhamdulillah, terimakasih ustadz

    • Admin Reply

      January 15, 2023 at 9:28 pm

      Sama-sama Pak. Baarakallahu fik.

Leave a Reply to Dwi Joko Cancel reply

Login

Welcome! Login in to your account

Remember me Lost your password?

Lost Password