Sahabat Adalah Cermin Dirimu

Seorang sahabat adalah cermin bagi sahabatnya. Karena seseorang cenderung akan meniru dan menduplikasi kebiasaan sahabatnya. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan kepada kita agar selektif memilih teman dan sahabat. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ

“Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin”. [HR. Al-Bukhari dan Abu Daud].

 

Bahkan lebih lanjut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa manusia itu ibarat magnet yang saling tarik-menarik dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan dan kepribadian yang sama. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ

“Ruh-ruh itu bagaikan pasukan yang berkumpul (berkelompok). Jika mereka saling mengenal (memiliki kecenderungan yang sama) maka mereka akan bersatu, dan jika saling tidak mengenal (berbeda kecenderungan) maka akan berpisah.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].

 

Pesan kenabian ini senada dengan sebuah peribahasa Arab yang menyebutkan,

 

 الطيور على مثلها تقع

”Burung-burung tak kan hinggap kecuali pada komunitas burung sejenisnya”.

 

Peribahasa ini menyebutkan bahwa semua makhluk memiliki kecenderungan untuk berkumpul dan berkomunitas dengan jenisnya, baik itu kebiasan, karakter, hobi, dan minat. Karena ada magnet tarik-menarik dan unsur simetris yang membuat kita berkumpul dan bersahabat.

 

Oleh karena itu, Allah ta’ala memerintahkan orang-orang beriman untuk memilih teman yang benar, baik ucapan maupun perbuatannya,

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

 

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar” (QS.At Taubah:119).

 

Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam menuntun dan mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

 الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman.” [HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi].

 

Tepat memilih teman, in sya Allah mengantarkan kita kepada keselamatan. Keliru memilihnya bisa jadi mengantarkan kita kepada kebinasaan. Untuk itu pastikan kita memilih teman yang tepat agar bayangan pada cermin yang dipantulkannya adalah cerminan yang baik.

 

Imam Abu Hamid al-Ghazali rahimahullahu dalam Bidayatul Hidayah menjelaskan,

 

بأن تعلم أن الاخوة ثلاثة: أخ لآخرتك فلا تراع فيه إلا الدين، وأخ لدنياك فلا تراع فيه إلا الخلق الحسن، وأخ لتأنس به فلا تراع فيه إلا السلامة من شره وفتنته وخبثه.

“Ketauhilah teman itu ada 3 macam;

  1. Teman untuk akhiratmu, dimana dia memiliki tingkat ketakwan yang tinggi.
  2. Teman untuk duniamu, dimana dia memiliki sifat dan akhlak yang baik.
  3. Teman yang merugikan, dimana engkau harus selalu waspada agar bisa selamat dari kejahatan, fitnah dan keburukannya.

 

(Muraqi al-Ubudiyyah Syarah Bidayatil Hidayah, Syaikh Nawawi al-Jawi al-Bantani, Maktabah as-Salam, 163-164).

 

Pilih sahabat-sahabat terbaik untuk kehidupan kita, jauhi yang berpotensi menjadi penyakit dan racun bagi keimanan dan ketakwaan kita.

 

Wallahu a’lam

 

Ust. Ardiansyah Ashri Husein, Lc., M.A

 

0 Comments

Leave a Comment

Login

Welcome! Login in to your account

Remember me Lost your password?

Lost Password