Agar Anak Candu Membaca
Membaca adalah gerbang ilmu. Islam menekankan umatnya untuk banyak membaca. Bahkan wahyu yang turun pertama kepada kanjeng Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah perintah membaca, jauh sebelum turun perintah shalat, puasa dan zakat. Artinya Islam sangat menekankan umatnya untuk membaca. Dengan membaca, terbuka jalan menuju ilmu dan pengetahuan.
Banyak keteladanan ulama perihal membaca. Generasi terbaik sejak era sahabat, sampai tabi’in adalah mereka yang sangat gembar membaca. Ulama empat madzhab sejak Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Asy-Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal adalah ulama yang banyak menghabiskan waktu untuk membaca dan menelaah. Bahkan mereka mengarang banyak kitab yang sampai kepada kita.
Ibnul Jauzi atau Abu al-Faraj ibn al-Jauzi (508 H-597 H), ulama kesohor kelahiran Baghdad. Sejak remaja sangat hobi membaca dan mencintai ilmu. Tak kurang 200.000 kitab telah dibacanya. Ia bahkan menulis kitab pertamanya di usia 13 tahun. Bagi para pecandu kitab dan buku, merasakan betul untaian tulisan Ibnu Jauzi yang sangat bertenaga. Itu tentu lahir dari luasnya bacaan dan hobi membacanya.
Dalam kitab Shaid al-Khathir, ia menuliskan, “Aku tidak pernah puas dalam membaca buku. Jika menemukan buku yang belum pernah aku baca maka aku merasa mendapatkan harta karun.”
Imam Abu Muhammad bin Hazm juga berkata, “Pilar-pilar ilmu di antaranya adalah dengan memperbanyak koleksi buku. Setiap buku pasti memiliki manfaat. Ia akan mendapatkan tambahan ilmu dari buku tersebut kapanpun diperlukan.”
Dalam kitab Ad-Durar al-Kaminah, Al-Hafiz Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah mengisahkan bahwa Syafi bin Ali Al-Kinani gemar mengoleksi buku. Saat wafat ada sekitar 20 lemari yang penuh berisi buku-buku yang berkualitas.
Al-Hasan bin Ziyad al-Lu’lu’i seorang ulama terkemuka sahabatnya Imam Abu Hanifah ia berkata, “Selama 40 tahun saya tak pernah istirahat siang, tidur malam ataupun berbaring melainkan di atas dada saja ada buku.” (Al-Hayawan, Al-Jahizh, 1/52-53).
Imam Al-Jahiz sendiri adalah ulama yang wafat tertimpa buku di perpustakaannya. Sosok intelektual muslim yang menguasai banyak disiplin ilmu ini sangat gila membaca.
Nama aslinya Abu Utsman Amr bin Bahr al-Kinani al-Bashri. Ia ulama yang pakar dalam banyak bidang ilmu. Dari sastra Arab, sejarah, filsafat, teologi, bahkan ilmu zoologi atau ilmu yang berkaitan dengan hewan. Kitabnya yang berjudul al-Bayan wa al-Tabyin bahkan masuk dalam salah satu dari empat buku induk sastra Arab yang mesti dipelajari menurut rekomendasi Ibnu Khaldun.
Yaqut al-Hamawi dalam kitabnya Mu’jam al-Udaba’ menyebut Al-Jahiz ini adalah profil ulama موسوعي atau kamus berjalan, karena menguasai multi disiplin ilmu.
لم أرَ قط ولا سمعت من أحب الكتب والعلوم أكثر من الجاحظ، فقد كان موسوعة تمشي على الأرض، حتى استطاع أن يكتب كتباً في كثير من العلوم التي كان يهتم بها
“Aku belum pernah bertemu seseorang yang punya perhatian besar terhadap ilmu dan pengetahuan melebihi al-Jahiz. Ia merupakan ulama ensiklopedis dan polymath (pakar multi disiplin ilmu) di atas muka bumi. Hingga ia mampu untuk menulis banyak sekali buku dalam lintas disiplin pengetahuan.”
Namun hari ini, budaya membaca menjadi langka dan asing. Terutama bagi anak-anak dan remaja. Dengan perkembangan gadjet yang kian canggih, membaca bisa jadi menjadi aktivitas yang tak lagi menyenangkan.
Lantas bagaimana mendorong anak-anak gemar membaca?
Ada banyak tips yang ditulis oleh para ulama dan ilmuan muslim berupa panduan ortu agar anak gemar membaca, namun dalam artikel ini ada 10 langkah yang penulis sarikan dari kitab Iqra’ La Budda an Taqra dan Al-Qira’ah Minhajul Hayah, karya Syaikh Dr. Raghib As-Sirjani dan Syaikh Amir bin Muhammad al-Madari.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut;
🔰 1. Teladan ortu.
Orang tua yang gemar membaca akan mendorong anak-anak suka membaca. Anak-anak lebih cepat meniru apa yang mereka lihat dan perhatikan. Jadilah contoh terbaik bagi anak dalam menumbuhkan minat membaca.
🔰 2. Menyediakan bahan bacaan untuk anak-anak, yang menarik dan berkualitas.
Anak-anak kita di masa depan adalah apa yang mereka baca hari ini. Berikan asupan bacaan terbaik dan berkualitas untuk akal dan jiwa mereka.
🔰 3. Dorong anak membuat perpustakaan mini pribadi.
Bantu mereka memilih buku-buku terbaik. Prioritaskan buku-buku pembentukan iman dan akhlak. Buku mengenal Allah, mengenal 25 Nabi dan Rasul, khususnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in, termasuk kisah-kisah inspiratif dari para ulama dan ilmuan muslim.
🔰 4. Membiasakan membaca secara bertahap.
Buku itu seperti makanan yang harus diberikan sesuai umur dan kemampuan mencernanya. Bantu anak memilih buku-buku dengan tema yang ringan terlebih dahulu. Jangan biarkan anak-anak membaca buku-buku yang berat yang tidak sesuai dengan usia dan perkembangan mental mereka, karena justru akan merusak akal dan bisa berakibat negatif pada kehidupan anak baik secara fisik, mental, maupun sosial.
🔰 5. Rawat keinginan anak-anak membaca buku favoritnya.
Biarkan anak-anak punya serial buku kesukaannya, bisa cerita tertentu, tokoh atau genre buku tertentu. Umumnya anak-anak suka buku-buku yang bergambar seperti komik atau yang banyak ilustrasinya. Sebagai ortu kita bisa kenalkan atau dorong mereka punya koleksi komik-komik yang menarik atau novel-novel inspiratif pembangunan jiwa.
🔰 6. Sediakan tempat membaca yang kondusif di rumah.
Selain memilihkan bacaan-bacaan terbaik, menyediakan tempat yang nyaman membaca juga sangat penting. Anak-anak masih butuh pengkondisian suasana agar mereka mau membaca. Tempat yang bersih, terang, rapi, wangi dan dekoratif sangat mendukung anak-anak betah berlama-lama membaca.
🔰 7. Luangkan waktu untuk membacakan buku untuk anak-anak.
Anak-anak balita bahkan anak usia 6 – 10 tahun sangat suka jika ortu ikut membacakan buku dan kisah-kisah kesukaan mereka. Waktunya sangat fleksibel, bisa sebelum tidur, bisa pagi, siang atau malam hari. Kapan saja waktu yang kondusif, terlebih jika anak memintanya, maka bacakanlah buku-buku itu untuk mereka.
🔰 8. Hidupkan suasana senang dan gemar membaca di rumah.
Membaca tidak semata terbatas pada ayah atau ibu, tapi harus menjadi budaya dalam keluarga. Dorong semua anggota keluarga untuk gemar membaca, salah satunya dengan menyediakan banyak sudut baca di rumah dengan buku-buku menarik untuk anak-anak.
🔰 9. Manfaatkan quality time bersama keluarga untuk membaca.
Setiap keluarga wajib punya waktu kumpul bersama untuk mengeratkan hubungan dan keharmonian keluarga. Salah satu aktivitas yang bisa dilakukan adalah agenda membaca. Selain membaca, bisa sambil berdiskusi tentang buku-buku yang telah dibaca. Dorong anak-anak untuk bisa menceritakan kembali kesimpulan dari buku-buku yang mereka baca.
🔰10. Manfaatkan hari-hari besar Islam atau momen-momen spesial untuk memberi hadiah buku untuk anak-anak.
Jika kebanyakan orang memberi hadiah untuk anak-anak berupa uang jajan, mainan, gadjet, sepeda, dan yang sejenis dengan itu, maka coba perbanyak hadiah buku dan bacaan-bacaan menarik untuk anak-anak. Selain sebagai apresiasi, hadiah buku juga tentu merawat budaya baca anak-anak, dan menanamkan dalam diri mereka cinta kepada ilmu dan pengetahuan.
Demikian penjelasan 10 langkah ortu agar anak candu membaca. semoga bermanfaat dan dapat kita amalkan.
Wallahu a’lam
Ust. Ardiansyah Ashri Husein, Lc., M.A
0 Comments