35 Adab Penuntut Ilmu Mbah Hasyim Asy’ari (1871-1947)
Adab itu adalah sifat terpuji dalam setiap tingkah laku dan sikap seseorang, baik perkatan maupun perbuatan. Bagi seorang penuntut ilmu, adab lebih utama dibanding ilmunya. Ilmunya tak bernilai apapun jika tidak disertai dengan adab.
Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
أكملُ المؤمنين إيمانًا أحسنُهم خُلقًا
“Orang beriman yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” [HR. At-Tirmidzi].
Nabi shallallahu ’alaihi wasallam juga bersabda,
إنَّما بعثتُ لأتمِّمَ مَكارِمَ الأخلاقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia.” [HR. Al Baihaqi].
Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani (773 H/1372 M – 852 H/1449 M) rahimahullah adalah seorang ahli hadits dari mazhab Syafi’i yang terkemuka. Dalam salah satu karyanya yang monumental Fathul Bari (Kemenangan Sang Pencipta), yang merupakan penjelasan dari kitab shahih Al-Bukhari dan dinyatakan para ulama sebagai kitab syarah Shahih Al-Bukhari terbaik di antara syarah-syarah yang lain. Beliau menjelaskan tentang adab,
وَالْأَدَبُ اسْتِعْمَالُ مَا يُحْمَدُ قَوْلًا وَفِعْلًا وَعَبَّرَ بَعْضُهُمْ عَنْهُ بِأَنَّهُ الْأَخْذُ بِمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ
“Adab adalah penerapan segala perbuatan terpuji, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sebagian ulama juga mendefinisikan, adab adalah penerapan akhlak-akhlak yang mulia”. [Fathul Bari, 10/400].
Sejatinya, adab dan akhlak itu harus dipelajari lebih dulu, atau harus mendapat porsi yang lebih besar dalam pendidikan dan pembelajaran yang kita lakukan. Seperti penuturan Abdullah bin al-Mubarak (118 H/736 M – 181 H/797 M) rahimahullah menuturkan pengalaman belajarnya yang dinukil dalam kitab Ghayatun Nihayah Fii Thabaqatil Qurra’,
طَلَبْتُ الْأَدَبَ ثَلَاثِيْنَ سَنَةً، وَطَلَبْتُ الْعِلْمَ عِشْرِيْنَ سَنَةً، وَكَانُوْا يَطْلُبُوْنَ الْأَدَبَ قَبْلَ الْعِلْمِ
“Saya belajar adab selama tiga puluh tahun, dan saya belajar ilmu selama dua puluh tahun, para ulama salaf belajar adab sebelum belajar ilmu.”
Imam Malik rahimahullahu juga menuturkan tentang pentingnya adab, beliau berkata, “Dahulu ibundaku menyiapkan sorbanku ketika aku masih kecil sebelum aku pergi ke halaqah-halaqah ilmu. Bundaku selalu berpesan,
يَا مَالِك، خُذْ مِنْ شَيْخِكَ الْأَدَبَ قَبْلَ الْعِلْمِ
“Wahai Malik, ambillah dari gurumu adabnya sebelum mengambil ilmunya!”
Berikut adalah adab-adab penuntut ilmu, disarikan dari salah satu kitab terbaik KH. Mbah Hasyim Asy’ari (1871-1947) rahimahullahu, yaitu Adabul ‘Alim wal Muta’allim.
Pertama, 10 Adab Terhadap Diri Sendiri
- Mensucikan hati
- Meluruskan niat
- Bersegera menuntut ilmu
- Bersabar dan ridha dengan kesederhanaan
- Disiplin dan memilih waktu terbaik untuk belajar
- Menghindari makan dan minum berlebihan
- Bersifat Wara’ saat belajar
- Selektif mengkonsumsi makanan
- Istirahat yang cukup dan tidak tidur berlebihan
- Memilih sahabat dan komunitas yang terbaik
Kedua, 12 Adab Terhadap Guru
- Istikharah dan Istisyarah memilih guru
- Bersungguh-sungguh mencari guru
- Taat dalam hal yang makruf
- Menghormati dan memuliakan guru
- Mengetahui hak dan kewajibannya kepada guru
- Sabar atas sifat keras guru
- Meminta izin saat ingin bertemu dan berbicara dengan guru
- Menemui guru dengan penuh etika dan sopan santun
- Beradab dalam bertutur kata
- Antusias Ketika mengikuti pelajaran
- Tidak menonjolkan diri atau merasa lebih tahu dari guru.
- Menggunakan tangan kanan saat memberi atau menerima sesuatu dari guru
Ketiga, 13 Adab Terhadap Pelajaran
- Memulai belajar ilmu Fardhu ‘Ain; ada 4 Pelajaran; 1. Ilmu tentang Dzat Allah, 2. Ilmu tentang Sifat-sifat Allah (Sifat Wajib, Sifat Mustahil dan Sifat Jaiz), 3. Ilmu Fiqih, 4. Ilmu Tasawuf dan Tazkiyatun Nafs.
- Setelah ilmu Fardhu ‘Ain hendaknya mendalami Al-Quran. Meliputi Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Quran serta semua ilmu penunjang seperti Musthalahul Hadits, Ushul Fiqh, Ushul Akidah, Nahwu dan Sharaf.
- Untuk pemula fokus dalam disiplin ilmu atau kitab terentu, jangan menyibukkan diri dengan khilaf di kalangan ulama.
- Sebelum menghapal pelajaran hendaknya mentashih bacaan dengan benar di hadapan guru yang berkompeten.
- Bergegas mendengarkan ilmu, utamanya ilmu hadits. Kitab yang perlu digeluti adalah Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, baru setelah itu kitab-kitab induk di bidang hadits.
- Hendaknya murid menghapal kitab Mukhtashar (ringkasan) yang berisikan instrumen dasar bidang-bidang ilmu yang penting.
- Senantiasa hadir halaqah-halaqah ilmu secara langsung.
- Menerapkan adab saat berada dalam majelis ilmu.
- Tidak malu menanyakan hal yang penting terkait ilmu serta tidak bertanya di luar konteks pembahasan.
- Disiplin dan menjaga tatakrama di majelis ilmu serta tidak mendahului hak orang lain.
- Duduk di depan guru dengan sopan dan membawa perlengkapan belajar.
- Konsisten belajar ilmu sampai selesai, tidak boleh setengah-setengah masuk pada sebuah materi tertentu, harus sampai tuntas.
- Memberi pengaruh positif kepada pelajar lain, menyemangati mereka untuk giat belajar, rajin dan tidak kendor dalam menuntut ilmu.
Disarikan dari Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim, Karya KH. Hasyim Asy’ari
Ust. Ardiansyah Ashri Husein, Lc., M.A
3 Comments
Mohammad Husein
November 4, 2022 at 3:12 amTerima kasih Ustadz, sangat bermanfaat
Admin ShariaConsulting
November 23, 2022 at 1:44 amSami-sami pak. Baarakallahu fik
Wati Sundriawati
March 2, 2023 at 8:34 amAda sebelum ilmu sangat jarang PD zaman ini di terapkan , PD zaman akhir zaman ada sudah mulai hilang, untuk membangunnya kbali hrs bgmn supaya manusia zaman sekarang beradab ,banyak kejadian-kejadian yg terjadi saat ini contohnya: seorang anak yg TDK ada adab baik terhadap Ortu,Guru,Sodara Kerabat ,tetangga dll