Adab Guru Menurut Mbah Hasyim Asy’ari (1871-1947)
Menjadi seorang guru, baik dalam ilmu agama maupun ilmu dunia sangat mulia dan dimuliakan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memisalkan ulama atau guru yang alim seperti bintang yang menjadi petunjuk arah saat di kegelapan.
Dalam Musnad Al-Imam Ahmad, dari Anas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Permisalan ulama di muka bumi seperti bintang yang ada di langit. Bintang dapat memberi petunjuk pada orang yang berada di gelap malam di daratan maupun di lautan. Jika bintang tak muncul, manusia tak mendapatkan petunjuk.”
Selama ada ilmu, manusia akan senantiasa mendapat petunjuk. Ilmu akan terus ada selama ulama masih ada. Namun jika ulama dan penggantinya sudah tiada, maka manusia hidup dalam kesesatan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا ، يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا ، اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوا ، فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut suatu ilmu begitu saja, dicabut dari para hamba. Namun ilmu itu dicabut oleh Allah dengan diwafatkannya para ulama sampai tidak tersisa seorang alim pun. Akhirnya, manusia menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin dan rujukan. Sehingga saat ditanya, ia pun berfatwa tanpa ilmu. Ia sesat dan orang-orang pun ikut tersesat.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].
Selain ilmu, para ulama dan guru adalah sumber inspirasi dan keteladan. Untuk itu para guru wajib menjaga adab, agar kemuliaan ilmu tetap terpelihara.
Mbah Hasyim Asy’ari (1871-1947) rahimahullahu, dalam Adabul ‘Alim wal Muta’allim, menuliskan ada 3 jenis yang perlu dipelihara seorang guru, yaitu:
- Adab kepada diri sendiri
- Adab kepada pelajaran
- Adab kepada murid
1. 20 Adab Kepada Diri Sendiri
- Selalu merasa diawasi Allah (Muraqabatullah), baik tatkala sunyi atau di tengah keramaian.
- Senantiasa menghadirkan khauf (rasa takut) kepada Allah dalam semua gerakan dan diamnya.
- Membiasakan sikap tenang.
- Menanamkan sikap wara’.
- Tawadhu’.
- Melazimkan khusyu’ dalam ibadah.
- Menggantungkan diri hanya kepada Allah.
- Tidak menjadikan ilmu untuk kekayaan dan jabatan duniawi.
- Tidak mengistimewakan sebagian murid atas sebagian murid yang lain karena jabatan dan kekayaan mereka.
- Berperangai Zuhud dan tidak kemaruk dunia.
- Menjauhi segala jenis pekerjaan atau profesi yang tidak pantas menurut adat dan syariat.
- Menghindari tempat-tempat yang bisa menimbulkan prasangka manusia dan merendahkan ilmunya.
- Istiqamah menjalankan ibadah dan amar makruf nahi munkar.
- Melestarikan sunnah dan menolak bid’ah.
- Menghidupkan sunnah dalam akhlak dan kesehariannya.
- Berprilaku baik kepada siapapun.
- Membersihkan diri dari segala akhlak tercela.
- Selalu antusias dan bersemangat menuntut ilmu serta mengamalkannya.
- Tidak segan bertanya dan belajar tentang sesuatu yang belum diketahui.
- Guru hendaknya bisa membuat tulisan dan mengarang buku yang bermanfaat untuk umat.
2. 12 Adab Kepada Pelajaran
- Bersih dari Najis dan hadats
- Berdoa sebelum keluar rumah dengan doa yang ma’tsur
- Duduk di tempat yang mudah terlihat
- Mengawali pelajaran dengan bacaan Al-Quran
- Menyampaikan pelajaran sesuai skala kemuliaan dan prioritas
- Tidak mengeraskan suara bila tidak perlu
- Menghindari keramaian dan suara gaduh dalam mengajar
- Mencegah debat kusir dan berlebihan dalam berpendapat
- Berbesar hati mengatakan tidak tahu atau tidak mengerti
- Ramah pada murid baru
- Mengakhiri pelajaran dengan kata Wallahu a’lam dan Kaffaratul Majlis
- Tidak mengajar di luar kompetensi dan kualifikasi
3. 14 Adab Kepada Murid
- Mengajar dan mendidik murid dengan tujuan mencapai ridha Allah.
- Menghindari sikap tidak mau mengajar murid yang terlihat tidak tulus belajar.
- Mencintai murid sebagaimana mencintai diri sendiri.
- Mengajar dengan tutur kata yang baik dan Bahasa yang mudah.
- Bersemangat dalam mengajar.
- Meminta murid mengulang pelajaran dan menguji kecermatannya.
- Menasehati murid agar tidak berlebihan dalam belajar di luar batas kemampuannya.
- Tidak melebihkan atau menonjolkan pelajar di hadapan pelajar yang lain secara berlebihan dan tanpa keperluan.
- Berlemah lembut kepada pelajar, baik yang hadir maupun yang absen.
- Membiasakan prilaku baik terhadap pelajar.
- Berusaha membantu keperluan dan kebutuhan pelajar.
- Menanyakan dan mencari tahu alas an serta sebab ketidak hadiran pelajar.
- Tawadhu di hadapan pelajar.
- Memuliakan dan menghormati pelajarnya.
Ust. Ardiansyah Ashri Husein, Lc., M.A
2 Comments
Tyo
April 17, 2022 at 2:35 pmBarokalloh
Admin ShariaConsulting
April 19, 2022 at 6:35 amWa fikum Barakallahu