14 Sifat Yang Harus Ditinggalkan Orang Berilmu
Islam memuliakan orang-orang berilmu dan mengangkat derajat mereka di dunia dan akhirat. Allah ta’ala berfirman dalam Al-Quran tentang orang-orang berilmu,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hujurat: 11).
Dalam ayat lain, Allah ta’ala juga berfirman,
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. Az-Zumar: 9).
Sebagaimana Allah ta’ala berfirman,
لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۚ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ
“Tidaklah sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni jannah; penghuni-penghuni jannah itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 20).
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (QS. Fathir: 28).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyebutkan kemuliaan orang-orang berilmu,
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” [HR. Muslim].
Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh hadits,
اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا، وَلَكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup.” [HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah].
Disebutkan dalam hadits,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: Sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang berdoa untuknya.” [HR. Muslim].
Dari Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim].
Dengan kemuliaan yang Allah ta’ala titipkan kepada orang-orang berilmu, sejatinya mereka harus menjaga kemuliaan tersebut. Salah satu caranya adalah menghindari sifat-sifat dan perilaku buruk yang tentu dapat menodai kemuliaan ilmu.
Syaikh Muhammad bin Al-Husein bin Abdillah Al-Baghdadi Al-Ajurri (877-970 M) rahimahullahu dalam kitabnya, Akhlaqul Ulama, menguraikan antara perkara yang wajib dihindari oleh mereka yang dititipkan ilmu oleh Allah ta’ala adalah,
لا مداهن ، ولا مشاحن ولا مختال ، ولا حسود ، ولا حقود ، ولا سفيه ، ولا جاف ، ولا فظ ، ولا غليظ ، ولا طعان ، ولا لعان ، ولا مغتاب ، ولا سباب . يخالط من الإخوان من عاونه على طاعة ربه ، ونهاه عما يكره مولاه
“Orang berilmu itu..
- Bukan penjilat
- Bukan pula pembenci
- Bukan orang yang congkak
- Bukan penghasud
- Bukan pendendam
- Bukan orang yang bodoh
- Bukan orang yang buruk akhlaknya
- Bukan orang yang kaku
- Bukan berperangai kasar
- Bukan orang yang kejam
- Bukan pelaknat
- Bukan pengumpat,
- Bukan tukang ghibah
- Bukan pula pencela.”
[Akhlaq al-Ulama, Syaikh Abu Bakar Muhammad bin Al-Husain bin Abdillah Al-Ajurri].
Demikian penjelasan tentang sifat-sifat buruk yang wajib dihindari orang-orang berilmu. Semoga bermanfaat.
Wallahu a’la wa a’lam
Ust. Ardiansyah Ashri Husein, Lc., M.A
1 Comment
Ibnu Arif
July 18, 2023 at 3:05 amterima kasih Ustadz pencerahannya