Menyambut Tamu Agung dengan Iman, Ilmu, dan Amal

Tidak terasa, waktu terus berjalan, dan insyaAllah kita akan kembali dipertemukan dengan Ramadan tahun 2026, bulan yang paling mulia, bulan yang selalu dirindukan oleh orang-orang beriman. Ramadan bukan sekadar pergantian kalender hijriah, tetapi tamu agung yang membawa rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka.
Rasulullah ﷺ bersabda,
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Apabila datang bulan Ramadan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” [HR. al-Bukhari dan Muslim].
Pertanyaannya, sudah sejauh mana persiapan kita menyambut Ramadan 2026? Apakah kita akan memasuki Ramadan dalam keadaan iman yang siap, ilmu yang cukup, dan amal yang terencana? Ataukah kita kembali mengulang kesalahan lama: Ramadan datang, tetapi kita belum benar-benar berubah?
Maka pada kesempatan singkat ini, mari kita bahas tiga bentuk persiapan utama menyambut Ramadan:
- Persiapan iman dan hati
- Persiapan ilmu dan pemahaman
- Persiapan amal dan program ibadah
- Persiapan Iman dan Hati: Membersihkan Niat dan Taubat
Ramadan adalah ibadah hati sebelum ibadah fisik. Puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi menahan hawa nafsu dan membersihkan jiwa. Allah Ta‘ālā berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).
Tujuan puasa adalah takwa, dan takwa berawal dari hati yang bersih. Oleh karena itu, persiapan pertama menyambut Ramadan 2026 adalah taubat yang jujur dan pembenahan niat.
Rasulullah ﷺ bersabda,
التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ
“Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak memiliki dosa.” (HR. Ibnu Mājah).
Sebelum Ramadan datang:
- Mari kita bertaubat dari dosa yang tampak maupun tersembunyi
- Membersihkan hati dari iri, dengki, dendam, dan kebencian
- Memperbaiki hubungan dengan sesama manusia (ḥablum minannās)
Karena Ramadan tidak akan optimal bagi hati yang masih dipenuhi penyakit.
- Persiapan Ilmu dan Pemahaman: Agar Ibadah Tidak Sia-Sia
Banyak orang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa selain lapar dan dahaga, karena ibadahnya dilakukan tanpa ilmu.
Rasulullah ﷺ mengingatkan,
رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَالْعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa, namun ia tidak mendapatkan dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.” (HR. Ahmad).
Oleh karena itu, menjelang Ramadan 2026, kita perlu mempersiapkan ilmu tentang Ramadan, di antaranya:
- Memahami rukun dan syarat sah puasa
- Mengetahui hal-hal yang membatalkan dan mengurangi pahala puasa
- Memahami adab puasa, sahur, berbuka, dan qiyāmul lail
- Mengetahui keutamaan Lailatul Qadar dan sepuluh hari terakhir
Allah Ta‘ālā berfirman,
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ
“Maka ketahuilah bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah.” (QS. Muhammad: 19)
Ayat ini menunjukkan bahwa ilmu didahulukan sebelum amal. Ibadah Ramadan yang dilakukan dengan ilmu akan lebih khusyuk, lebih benar, dan lebih bernilai di sisi Allah.
- Persiapan Amal dan Program Ibadah: Ramadan Harus Terencana
Jamaah sekalian,
Ramadan bukan bulan spontanitas, tetapi bulan yang harus direncanakan. Orang yang sukses di Ramadan adalah mereka yang masuk Ramadan dengan agenda ibadah yang jelas.
Allah berfirman,
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ
“Bersegeralah kalian menuju ampunan dari Tuhan kalian.” (QS. Āli ‘Imrān: 133)
Di antara bentuk persiapan amal menyambut Ramadan 2026:
- Melatih puasa sunnah sebelum Ramadan
- Membiasakan shalat malam walau hanya dua rakaat
- Melatih tilawah Al-Qur’an setiap hari
- Menyiapkan target khatam Al-Qur’an
- Merencanakan sedekah dan infak terbaik
Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa berpuasa Ramadan dengan iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” [HR. al-Bukhari dan Muslim].
Perhatikan kata īmānan waḥtisāban — iman dan perencanaan pahala. Ini menunjukkan bahwa puasa harus dilakukan dengan kesadaran dan kesiapan, bukan sekadar rutinitas tahunan.
Ramadan 2026: Bisa Jadi yang Terakhir
Tidak ada jaminan bahwa kita akan bertemu Ramadan setelah 2026. Banyak orang tahun lalu bersama kita, tetapi kini telah mendahului kita.
Rasulullah ﷺ bersabda,
إِذَا أَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلَا تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ
“Jika engkau berada di sore hari, jangan menunggu pagi. Jika engkau berada di pagi hari, jangan menunggu sore.” [HR. al-Bukhari].
Maka Ramadan 2026 bisa jadi Ramadan terakhir kita. Apakah kita akan menyambutnya dengan kelalaian atau dengan kesungguhan?
Mari kita sambut Ramadan 2026 dengan: Hati yang bertaubat, Ilmu yang memadai, Amal yang terencana. Semoga Ramadan tahun ini benar-benar menjadi titik balik kehidupan kita, bukan sekadar rutinitas tahunan.
اللَّهُمَّ بَلِّغْنَا رَمَضَانَ، وَأَعِنَّا فِيهِ عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ، وَتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ، وَاجْعَلْنَا فِيهِ مِنَ الْمَقْبُولِينَ
“Ya Allah, sampaikanlah kami ke bulan Ramadan. Tolonglah kami untuk berpuasa, shalat malam, dan membaca Al-Quran, dan jadikanlah kami di antara orang-orang yang diterima amalnya di bulan Ramadan,”
Wallahu a’lam
Ust. Ardiansyah Ashri Husein, Lc., M.A



0 Comments