Meninggal Tenggelam Apakah Syahid?

Assalamu’alaikum. Menurut info BNPB jumlah korban Banjir Bandang dan Longsor di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sudah mencapai ratusan orang. Apakah mereka bisa mati syahid? Terimakasih.
Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Atas musibah yang menimpa masyarakat Aceh, Sumut dan Sumbar, kita sampaikan duka yang mendalam dan turut berdukacita, Inna Lillahi wa Inna Ilaihi raji’un. Juga kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan ketabahan dan kekuatan. Apa yang telah hilang, semoga diganti oleh Allah ta’ala dengan yang lebih baik. Amin Allahumma amin.
Dalam Islam, mereka yang wafat karena tenggelam termasuk wafat yang mulia, karena dihukumi mati syahid. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam An-Nasai,
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ أَوْقَعَ أَجْرَهُ عَلَيْهِ عَلَى قَدْرِ نِيَّتِهِ، وَمَا تَعُدُّونَ الشَّهَادَةَ؟) قَالُوا: الْقَتْلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ: الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ، وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْهَدَمِ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْحَرَقِ شَهِيدٌ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدَةٌ ”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah memberikan pahala sesuai dengan niatnya, apa yang kalian ketahui tentang mati Syahid?” Mereka berkata, “Berperang di jalan Allah Azza wa Jalla,” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mati syahid ada tujuh macam selain berperang di jalan Allah Azza wa Jalla;
- Orang yang meninggal karena penyakit tha’un (wabah pes) adalah syahid,
- Orang yang meninggal karena sakit perut adalah syahid,
- Orang yang meninggal tenggelam adalah syahid,
- Orang yang meninggal tertimpa benda keras adalah syahid,
- Orang yang meninggal karena penyakit Dzāt al-Janb atau pleuritis (istilah untuk radang paru-paru yang berat atau infeksi pada selaput paru) adalah syahid,
- Orang yang mati terbakar adalah syahid,
- Wanita yang mati karena hamil adalah syahid
[HR. An-Nasa`i].
Termasuk mereka yang meninggal karena tertimbun longsor atau reruntuhan, juga termasuk syahid. Dalam riwayat muttafaq ‘alaihi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa korban reruntuhan sebagai orang yang mencapai derajat syahid.
وعن أبي هريرة رضي الله عنه، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الشهداء خمسة المطعون والمبطون، والغريق، وصاحب الهدم، والشهيد في سبيل الله متفق عليه
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Orang yang mati syahid ada lima macam, orang yang terkena tha’un (wabah penyakit menular), orang yang mati karena sakit perut, korban tenggelam, korban yang tertimpa reruntuhan, dan orang syahid di jalan Allah.” [HR. al-Bukhari dan Muslim].
Selain itu, ada juga redaksi hadits yang menyatakan bahwa wafat ketika tenggelam merupakan mati syahid. Hal ini diterangkan dalam Hadits Nabi berikut.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما تعدون الشهداء فيكم؟ قالوا : يا رسول الله، من قتل في سبيل الله فهو شهيد. قال إن شهداء أمتي إذا لقليل! قالوا: فمن هم يا رسول الله؟ قال من قتل في سبيل الله فهو شهيد، ومن مات في سبيل الله فهو شهيد، ومن مات في الطاعون فهو شهيد، ومن مات في البطن فهو شهيد، والغريق شهيد رواه مسلم
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menguji para sahabatnya dengan bertanya, Siapakah orang yang mati syahid di antara kalian? Sahabat menjawab, Orang yang gugur di medan perang itulah syahid ya Rasulullah. Nabi mengomentari, Kalau begitu, sedikit sekali umatku yang mati syahid. Selain mereka siapa saja yang tergolong syahid ya Rasulullah?
Nabi menjawab,
- Orang yang gugur di medan perang itu syahid,
- Orang yang meninggal di jalan Allah juga syahid,
- Orang yang kena tha’un (wabah) pun syahid,
- Orang yang mati karena sakit perut juga syahid,
- Orang yang tenggelam adalah syahid.
[HR Muslim].
Secara umum para ulama membagi mati syahid menjadi 3 kategori, sebagaimana uraian Syaikh Wahbah Zuhaily rahimahullahu. Yang mati tenggelam masuk kategori Syahid akhirat.
شهيد في حكم الآخرة فقط: كالمقتول ظلماً من غير قتال، والمبطون إذا مات بالبطن، والمطعون إذا مات بالطاعون، والغريق إذا مات بالغرق، والغريب إذا مات بالغربة، وطالب العلم إذا مات على طلبه، أو مات عشقاً أو بالطلق أو بدار الحرب أو نحو ذلك
Syahid Akhirat
Orang yang terbunuh tidak dalam peperangan, seperti yang terbunuh secara zalim, meninggal dalam kondisi sakit; sakit perut, wabah, tenggelam, tersesat atau terasing, penuntut ilmu, kasmaran namun tetap menjaga kehormatan. Diperlakukan sama seperti orang meninggal biasa; dimandikan, dikafankan, dishalatkan dan dikuburkan. Namun ia mendapatkan pahala syahid di akhirat. [Syaikh Wahbah Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islamy wa Adillatuhu, Darul Fikr Al-Mu’ashir, 2/1588-1590].
Dalam kitabnya Nihayatuz Zain, Syaikh Nawawi al-Jawi al-Bantani menyebut orang meninggal akibat tenggelam juga dianggap mati syahid,
أما الشَّهِيد فَهُوَ ثَلَاثَة أَقسَام لِأَنَّهُ إِمَّا شَهِيد الْآخِرَة فَقَط فَهُوَ كَغَيْر الشَّهِيد وَذَلِكَ كالمبطون وَهُوَ من قَتله بَطْنه بالاستسقاء أَي اجْتِمَاع مَاء أصفر فِيهِ أَو بالإسهال والغريق وَإِن عصي فِي الْغَرق بِنَحْوِ شرب خمر دون الغريق بسير سفينة فِي وَقت هيجان الرّيح فَإِنَّهُ لَيْسَ بِشَهِيد الخ
“Syahid itu terbagi menjadi tiga, adakalanya syahid akhirat saja, maka ia seperti orang yang tidak syahid. Yang demikian seperti orang yang sakit perut, yaitu orang yang mati karena sakit perut, baik berupa busung air (perutnya dipenuhi cairan kuning) atau sebab diare, dan orang yang tenggelam, meskipun tenggelamnya saat maksiat, dengan meminum miras misalnya. Berbeda halnya dengan orang yang tenggelam karena mengemudikan kapal saat angin kencang, maka ia tidak termasuk syahid (karena ada unsur bunuh diri).”
Korban tenggelam dan tertimbun longsor di Sumatera, in sya Allah tercatat sebagai Syuhada (mati syahid). Mendapat kemuliaan dari Allah, mereka tidak mati, tapi tetap hidup dalam dimensi kehidupan yang lain. Sebagaimana firman Allah ta’ala,
وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أَمْوَاتاً بَلْ أَحْيَاء عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki.” [QS. Ali Imran: 169].
Demikian jawaban kami, semoga mencerahkan.
Wallahu a’la wa a’lam
Ust. Ardiansyah Ashri Husein, Lc., M.A



0 Comments