Ayah adalah Tangan Pertama
Kepada para Ayah, Hujjatul Islam Imam Abu Hamid Al-Ghazali rahimahullahu ta’ala menasehati,
الصَّبِيُّ أَمَانَةٌ عِندَ وَالِدَيْهِ، وَقَلْبُهُ الطَّاهِرُ جَوْهَرَةٌ خَالِيَةٌ مِنْ كُلِّ نَقْشٍ وَصُورَةٍ، وَهُوَ قَابِلٌ لِكُلِّ نَقْشٍ، وَمَائِلٌ إِلَى كُلِّ مَا يُمَالُ بِهِ إِلَيْهِ، فَإِنْ عُوِّدَ الْخَيْرَ وَعُلِّمَهُ نَشَأَ عَلَيْهِ؛ فَسَعِدَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ أَبَوَاهُ، وَكُلُّ مُعَلِّمٍ لَهُ وَمُؤَدِّبٍ، وَإِنْ عُوِّدَ الشَّرَّ وَأُهْمِلَ إِهْمَالَ الْبَهَائِمِ؛ شَقِيَ وَهَلَكَ، وَكَانَ الْوِزْرُ فِي رَقَبَةِ الْقَيِّمِ عَلَيْهِ وَالْوَالِي لَهُ
- الصَّبِيُّ أَمَانَةٌ عِندَ وَالِدَيْهِ
“Anak kecil adalah amanah di tangan kedua orang tuanya.”
- وَقَلْبُهُ الطَّاهِرُ جَوْهَرَةٌ خَالِيَةٌ مِنْ كُلِّ نَقْشٍ وَصُورَةٍ
“Hatinya yang suci adalah permata murni yang kosong dari segala ukiran dan bentuk.”
- وَهُوَ قَابِلٌ لِكُلِّ نَقْشٍ، وَمَائِلٌ إِلَى كُلِّ مَا يُمَالُ بِهِ إِلَيْهِ
“Ia mudah menerima segala sesuatu yang diukirkan padanya, dan cenderung kepada apa pun yang diarahkan kepadanya.”
- فَإِنْ عُوِّدَ الْخَيْرَ وَعُلِّمَهُ نَشَأَ عَلَيْهِ؛
“Jika dibiasakan dalam kebaikan dan diajarkan tentangnya, maka ia akan tumbuh di atas kebaikan itu.”
- فَسَعِدَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ أَبَوَاهُ، وَكُلُّ مُعَلِّمٍ لَهُ وَمُؤَدِّبٍ
“Maka berbahagialah di dunia dan akhirat kedua orang tuanya, serta setiap pengajar dan pendidiknya.”
- وَإِنْ عُوِّدَ الشَّرَّ وَأُهْمِلَ إِهْمَالَ الْبَهَائِمِ؛ شَقِيَ وَهَلَكَ
“Namun jika dibiasakan dalam keburukan dan dibiarkan seperti hewan tanpa didikan, maka ia akan celaka dan binasa.”
- وَكَانَ الْوِزْرُ فِي رَقَبَةِ الْقَيِّمِ عَلَيْهِ وَالْوَالِي لَهُ
“Dan dosa (tanggung jawab) itu berada di leher (tanggungan) orang yang mengurus dan memeliharanya.”
🌱 Pelajaran dari Imam Al-Ghazālī:
- Imam Al-Ghazālī menegaskan bahwa pendidikan anak dimulai dari teladan orang tua, terutama ayah. Anak lahir dalam keadaan fitrah, hati mereka laksana kertas putih atau permata bening, dan orang tuanyalah yang mengukirnya menjadi baik atau buruk.
- Seorang ayah bukan hanya penanggung nafkah, tetapi juga pembentuk jiwa anaknya.
Teladan, akhlak, dan perhatian seorang ayah akan membentuk arah hidup anak di dunia dan akhirat. Maka, sebagaimana hati anak adalah cermin bening — ayah adalah tangan pertama yang mengukirnya.
- “Tunjukkan kebaikan melalui teladan, bukan hanya perkataan.”
📚 Rujukan:
Imam Abū Ḥāmid Al-Ghazālī, Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn, juz 3, Kitāb Ādāb at-Ta‘allum wa at-Ta‘līm, hal. 72 (Beirut: Dār al-Ma‘rifah).
Wallahu a’lam
Ust. Ardiansyah Ashri Husein, Lc., M.A
0 Comments