6 Tips Praktis Menghapal Al-Quran
- قَلِّلِ الْمِقْدَارَ (Qallil al-Miqdār)
👉 Kurangi kadar hapalan, jangan langsung banyak agar tidak berat.
📌 Lebih baik sedikit tapi konsisten, daripada banyak lalu ditinggalkan.
- وَأَكْثِرِ التِّكْرَارَ (Aktsir at-Tikrār)
👉 Perbanyak mengulang hapalan, karena pengulangan adalah kunci.
📌 Ingatan semakin kuat jika sering diulang dengan lisan dan hati.
- وَحَافِظْ عَلَى الِاسْتِمْرَارِ (Ḥāfiẓ ‘alal-Istimrār)
👉 Jaga kesinambungan, jangan banyak jeda agar semangat tetap terjaga.
📌 Membiasakan setiap hari membaca ulang hafalan menjaga konsistensi.
- وَتَجَنَّبِ الْأَوْزَارَ (Tajannab al-Awzār)
👉 Jauhi dosa dan maksiat, sebab maksiat menghalangi keberkahan ilmu.
📌 Hati yang kotor sulit menerima cahaya Al-Qur’an.
- وَلَازِمِ الِاسْتِغْفَارَ (Lāzim al-Istighfār)
👉 Perbanyak istighfar agar hati bersih dan mudah menerima hafalan.
📌 Istighfar membuka pintu ilmu dan keberkahan.
- وَصَاحِبِ الْأَخْيَارِ (Ṣāḥib al-Akhyār)
👉 Bergaul dengan orang-orang saleh agar selalu termotivasi.
📌 Lingkungan yang baik sangat membantu menjaga hafalan.
Referensi:
Imam Ibn al-Jazari (w. 833 H)
- Ulama besar qira’ah dan tajwid, penulis An-Nashr dan Tayyibat an-Nashr.
- Dalam kitabnya, beliau menekankan pentingnya tikrār (pengulangan) dan mudāwamah (kontinuitas) dalam menjaga hafalan.
Imam az-Zarnuji (w. 593 H)
- Penulis kitab Ta‘līm al-Muta‘allim.
- Beliau menegaskan bahwa ilmu (termasuk hafalan Qur’an) sulit diraih dengan maksiat, sehingga harus menjauhi dosa, memperbanyak istighfar, dan menjaga adab.
Imam as-Suyuthi (w. 911 H) dalam al-Itqān fī ‘Ulūm al-Qur’ān
- Menyebutkan bahwa penghafal Al-Qur’an harus menjaga kesinambungan muraja‘ah dan lingkungan yang baik agar tidak mudah lupa.
Ulama kontemporer seperti Syaikh Ayman Rushdi Suwaid, Syaikh Dr. Yahya al-Ghawthani, dan Dr. ‘Abd al-Muhsin al-Qasim juga sering memberikan nasihat yang intinya sama.
Wallahu a’lam
Ust. Ardiansya Ashri Husein, Lc., M.A
0 Comments