Menghadapi Orang Jahil itu adalah Mendiamkannya
Dalam Ihya-nya, Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali rahimahullahu, menyebutkan bahwa manusia itu ada 4 tipe:
»الرِّجالُ أَرْبَعَةٌ:
رَجُلٌ يَدْرِي وَيَدْرِي أَنَّهُ يَدْرِي فَذَلِكَ عَالِمٌ فَاتَّبِعُوهُ،
وَرَجُلٌ يَدْرِي وَلا يَدْرِي أَنَّهُ يَدْرِي فَذَلِكَ نَائِمٌ فَأَيْقِظُوهُ،
وَرَجُلٌ لا يَدْرِي وَيَدْرِي أَنَّهُ لا يَدْرِي فَذَلِكَ مُسْتَرْشِدٌ فَأُرْشُدُوهُ،
وَرَجُلٌ لا يَدْرِي وَلا يَدْرِي أَنَّهُ لا يَدْرِي فَذَلِكَ جَاهِلٌ فَارْفُضُوهُ. «
‘Manusia itu ada empat golongan:
Tipe yang ke
, orang Jahil ini terkadang ada di sekitar kita. Adanya dia bersama kita dapat menjadi racun, maka waspadalah. Mereka boleh jadi punya kekayaan, jabatan, pangkat dan “didengarkan” ucapannya oleh sebagian orang. Kata para ulama, mereka sangat manipulatif, licik, licin, dan tak segan memfitnah dan menebar dusta.
Imam Asy-Syafi’i pernah ditangkap bahkan nyaris dihukum mati pada masa kekhalifahan Harun Ar-Rasyid akibat hasutan orang Jahil ini, yang berambisi mendapat jabatan dengan memfitnah dan menjatuhkan orang lain. Agar kita selamat dari kejahatannya, Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu menasehati kita,
إِذَا نَطَقَ السَّفِيهُ فَلَا تُجِبْهُ، فَخَيْرٌ مِّنْ إِجَابَتِهِ السُّكُوتُ
فَإِنْ كَلَّمْتَهُ فَرَّجْتَ عَنْهُ، وَإِنْ خَلَّيْتَهُ كَمَدًا يَمُوتُ
“Jika orang bodoh berbicara, maka jangan kau jawab,
Karena diam adalah lebih baik daripada menjawabnya.
Jika engkau menanggapi ucapannya, maka engkau telah menghiburnya,
Namun jika engkau membiarkannya, ia akan mati dalam kesedihan.”
Wallahu a’lam
Ust. Ardiansyah Ashri Husein, Lc., M.A
0 Comments