Shalat Bagi Orang Yang Kencing Atau Kentut Terus-Menerus?
Assalamualaikum. Ustadz, Mau bertanya tentang orang yang terus menerus kencing atau kentut. Bagaimana perihal wudhu dan shalatnya? Mohon berkenan menjelaskan. Terimakasih.
Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Dalam kondisi normal, kentut, kencing dan segala sesuatu yang keluar dari Qubul dan Dubur merupakan hal yang membatalkan wudhu. Namun apabila keduanya keluar tanpa bisa dikontrol sehingga seseorang selalu dalam keadaan berhadats (Daa’imul Hadats) maka kondisi ini dianalogikan dengan kondisi wanita yang sedang istihadhah (mengeluarkan darah di luar siklus haidh atau nifas).
Menurut Fuqaha orang yang kencing terus-menerus (Salisul Baul) diperlakukan sama seperti wanita yang mengalami istihadhah, yaitu tetap diwajibkan shalat namun ia harus membersihkan kencing atau darahnya lalu meletakkan secarik kain atau tisu di kemaluannya lalu ia berwudhu setiap kali akan mendirikan shalat Fardhu. Adapun najis yang keluar sepanjang shalat termasuk kentut dan kencing, adalah najis yang dimaafkan (Najasah al-Ma’fu ‘anha).
Hal ini sebagaimana dijelaskan tatacaranya dalam Al-Fiqh al-Manhaji ‘ala Madzhabil Imam Asy-Syafi‘ karya Prof. Dr. Musthafa Dib Al-Bugha,
فالمستحاضة تغسل الدم، وتربط على موضعه، وتتوضأ لكل فرض، وتصلي.
“Perempuan yang mengalami istihadhah membersihkan dahulu darahnya, kemudian membalut/menutup jalan keluar darah, dan berwudhu setiap kali hendak shalat fardhu.”
Panduan ini sebagaimana diuraikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibunda Aisyah radhiyallahu ‘anha,
جاءت فاطمة بنت أبي حبيش إلى النبي – صلى الله عليه وسلم – وقالت: يا رسول الله، إني امرأة استحاض فلا أطهر، أفأدع الصلاة؟ فقال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – “لا، إنما ذلك عرق
وليس بالحيضة، فإذا أقبلت الحيضة فاتركي الصلاة، فإذا ذهب قدرها فاغسلي عنك الدم وصلي.
“Suatu ketika Fathimah binti Abi Hubaisy mendatangi Nabi, kemudian berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku mengalami istihadhah, dan aku (selalu) tidak dalam keadaan suci. Apakah aku tinggalkan shalat?’ Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Tidak, sungguh itu (darah yang keluar) adalah penyakit, bukan bagian dari haid. Ketika kamu mendapati haidh, maka tinggalkanlah shalat. Tetapi jika masanya sudah selesai, maka basuhlah darah itu, kemudian shalatlah.’” [HR. Al-Bukhari].
Wallahu A’la wa A’lam
Ust. Ardiansyah Ashri Husein, Lc., M.A
0 Comments